PART 15.
“Chukkae”
Ji Young memberi selamat padaku yang sedang melamun.
“Untuk
apa?”
“Untuk
apa? Yah untuk posisimu sebagai leader.” Aku hanya menatapnya tanpa berkata
apa-apa.
“Aku tahu
ini adalah hal yang sulit. Rasanya seperti mengambil apa yang bukan menjadi
milikmu. Tapi, kau bukan mencuri posisi itu kan? Kau diberikan posisi itu.
Jangan merasa bersalah. Lagipula Bom dan yang lainnya juga sudah menyetujui hal
itu. “
Aku masih
terdiam.
“Ayolahhh…
jangan cemberut seperti itu.” Aku melihat wajah Ji Young yang tersenyum padaku.
Jujur, hal itu sedikit membuatku nyaman.
“Hmm…
baiklah. Aku tidak akan menyalahkan diriku lagi.” Aku membalas senyuman Ji
Young.
“Ji Young,
bisakah aku bertanya padamu satu hal?”
“Hmm..
apa?”
“Apa kau
menyukai Bo..”
“Ji Young!
Ayo cepat! Kita ada perform 1 jam lagi!” aku melihat Seung Hyun oppa berteriak
dari kejauhan. Sial! Kenapa aku selalu bertanya di saat yang tidak tepat?!
“Aku pergi
dulu Chaelin-ssi.” Ji Young pergi
meninggalkanku yang masih belum puas karena tidak menemukan jawaban dari rasa
penasaranku.
****
Angin
dingin menembus hingga kedalam jaketku. 3 bulan lagi sudah tahun baru. Jelas
saja cuacanya sudah mulai memburuk. Aku semakin merapatkan jaketku yang tebal.
Berjalan menerjang kencangnya angin. Aku harus kembali ke gedung *G untuk melatih
koreografi yang baru lagi.
Sampai di
sana, aku melihat beberapa lampu di dalam gedung sudah dimatikan. Hanya lampu
di ruang studio, ruang latihan dan ada beberapa ruangan yang belum dimatikan.
Sudah lama
aku tidak datang untuk berlatih malam hari di gedung ini sejak aku membantu Ji
Young yang cedera waktu itu.
Kuputar
lagu yang akan menjadi single debut kami sambil memikirkan koreo apa saja yang
harus ku lakukan.
Berjam-jam
aku masih disini. Tidak terhitung lagi sudah berapa kali kuputar lagu kami.
Setidaknya hari ini aku harus menyelesaikan setengah dari koreonya. Saat aku
sedang melakukan koreoku, tiba-tiba music berhenti. Aku segera menoleh ke arah
pemutar music.
“Kau
terlalu serius.” Ternyata Ji Young yang mematikan musikya.
“Kau belum
pulang?” aku bertanya sambil terengah-engah.
“Minum
dulu. Nafasmu terdengar seperti nafas kuda hahaha” Ji Young tertawa.
Aku
menerima air yang diberikan Ji Young dan langsung meneguk sebotol hingga habis
dalam sekejap!
“Waahh
waahh ! kau pasti sangat haus.” Ji Young hanya memperhatikan caraku
menghabiskan air yang diberikannya.
“Sejujurnya ia. “ aku terduduk di bangku panjang yang ada di ruangan
itu.
“Lagipula
apa yang sedang kau lakukan disini? Jangan bilang kau sedang membuat lagu
lagi.”
“Yap! Kau
tepat sekali. Aku baru saja menyelesaikan satu lagu yang aku buat. Yaahh..
sebenarnya tidak benar-benar ideku juga sepenuhnya.” Ji Young mengeluarkan
sebuah CD dari dalam jaketnya dan memberikannya padaku.
“Dengarkan
yah jika kau punya waktu.”
“Aku punya
waktu sekarang. Bagaimana kalau sekarang?” aku mengambil CD itu.
“Eiittss!
Jangan sekarang. Dengarkanlah saat kau sedang sendiri. Oke?”
“Aiisss..
kau ini benar-benar aneh. Ya sudahh.”
Aku menyimpan CD itu di tasku. Saat aku sedang menutup tas, tiba-tiba Ji
Young memberikan back hug padaku yang membuat aku kaget. Aku berusaha melepaskan
pelukannya.
“Jangan
lepaskan. Sebentar saja. Tolong seperti ini sebentar saja.”
Aku
terdiam.
“Chaelin-ssi… kau tahu? Sejak aku pertama melihatmu, aku tidak
memperdulikanmu hingga aku melihat mata itu. Yaa.. mata yang sama dengan
seseorang yang aku sayangi. Aku selalu menyukai mata itu, tapi dalam waktu
bersamaan aku juga membenci mata itu. Melihat mata itu hanya mengingatkanku
pada kenangan yang tidak ingin aku ingat. Pasti kau selalu bertanya mengapa aku
jahat padamu, tidak memperdulikanmu, dan juga bersikap tidak sopan padamu… itu
karna.. karna aku tidak ingin melihat matamu. Aku tidak ingin mengingat mata
yang sama itu lagi. Tapi… semua berbeda saat kau selalu memperhatikanku waktu
di Rumah Sakit. Aku berusaha semampuku untuk dapat menatap matamu tanpa
mengingat masa laluku. Kau tahu? Itu adalah hal tersulit bagiku. Tapi aku
berhasil menaklukannya. Kini aku mampu melihatmu, mampu melihat matamu. Mampu
melihat betapa cantik dan tulusnya wajah dan hatimu. Hari ini Chaelin-ssi. Hari
inilah hari dimana aku mampu melihatmu sebagaimana adanya dirimu. Hari ini aku
mampu mengalahkan masa laluku dan.. dan berlari padamu. Aku berlari pada orang
yang tepat. Aku mengalahkan trauma pada masa laluku hari ini, di hadapanmu,
saat melihat matamu Chaelin-ssi. Aku…. AKU MENCINTAIMU.”
Aku tidak
mampu berkata apa-apa. Sedaritadi airmataku mengalir tak henti-hentinya. Aku
tidak percaya pada apa yang kudengar ini tapi…
Aku
membalikan tubuhku dan menatap wajah Ji Young.
“Ji
Young-aa~… aku tidak tahu apakah kau mempermainkanku atau tidak, tapi.. aku
merasa aku tidak bisa menjawabmu saat ini. Aku takut kau jatuh cinta padaku. Mataku?
Jangan bandingkan mataku dengan mata wanita dimasa lalumu. Ji Young-aa~.. apa
kau benar-benar mencintaiku?” aku bertanya dengan airmata yang masih mengalir
di kedua pipiku.
“Jawabannya akan kau temukan dalam lagu itu. Aku mengerti jika kau tidak
dapat menjawabku saat ini. Pikirkanlah dengan baik. Dan seperti yang kau bilang
Chaelin-ssi. Aku juga takut jatuh cinta padamu, tapi inilah yang kurasakan. Aku
harap kau dapat memiliki keberanian sama sepertiku untuk mengalahkan rasa
takutmu. Dan saat kau sudah siap…. BERLARILAH PADAKU.” Ji Young pergi
meninggalkanku. Aku pecah dalam tangisan. Aku
mengalami dilemma yang benar-benar mendalam. Ya Tuhan… aku tidak tahu
harus apa…
****
Aku
berjalan pulang ke dorm dengan perasaan yang berkecamuk. Saat kulihat jam
tanganku, ternyata sudah pukul 01.15am.
Piiiiiit~
Piiiiiiit~ Piiiiiit~
Sebuah
mobil berhenti disampingku.
“Ahhh
Chaelin-ssi! Senang bertemu denganmu lagi.” Ternyata Seungri oppa. Sedang apa
dia pada jam begini?
“Ye oppa.
Senang bertemu denganmu lagi.”
“Masuklah.
Kau masih ingat janjiku kan? Aku akan mentraktirmu tteokbokki dan soju.” Ya!
Tentu saja aku masih ingat janji Seungri oppa.
“Tapi
oppa, aku harus segera pulang kerumah.”
“Sekali
ini saja Chaelin-ssi. Aku tidak tahu lagi kapan akan bertemu denganmu seperti
ini. Nanti kuantar kau pulang. Kebetulan arah dormmu dan rumahku sama.”
Aku sempat
berpikir, tapi ada baiknya juga. Mungkin dengan soju aku dapat menghilangkan
sedikit penat di otakku.
Aku menerima
tawaran Seungri oppa.
Kami
menuju sebuah kedai kecil di pinggir jalan yang masih menyediakan tteokbokki
dan soju pada waktu seperti ini.
“Ahjumma! Berikan aku dua botol soju dan dua
porsi tteokbokki!” Seungri oppa memesan makanan kami.
Tidak
perlu waktu lama, pesanan kamipun tiba. Aku dan Seungri oppa berbincang
mengenai banyak hal. Tidak terasa sudah hampir 8 botol soju kami habiskan. Aku
benar-benar pusing dan mengantuk. Aku… aku….
Leave Your Comment + Like Please ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar