Jumat, 21 November 2014

FF : SENDING MY LOVE FROM HERE " Part 13





PART 13.
    Aku pulang ke dorm saat waktu sudah menunjukkan pukul 16.30. Hari ini banyak hal yang sudah ku lakukan di Rumah Sakit bersama Ji Young. Aku membantunya agar dapat berjalan lagi, menyuapinya makan, berbicara mengenai banyak hal dan akhirnya aku harus pulang karena Young Bae oppa dan member BIGBANG yang lain sudah datang menemani Ji Young. Hari yang sangat panjang.
    “Unnie darimana saja? Hari ini kan kita memiliki waktu free, tapi kau malah tidak menemaniku.” Aku langsung disambut oleh pertanyaan Minzy.
     “Aku pergi menjenguk Ji Young oppa. Sebenarnya aku bersama Bom unnie, tapi ia harus pergi setelah menerima telepon dari seseorang.” Jawabku.
    “Kebetulan, karna Bom unnie baru saja pergi tadi.” Sandara unnie yang sedang membaca majalah melihat ke arahku.
    “Hah? Pergi lagi? “
    “Ye, unnie. Sama seperti yang kau ceritakan. Bom unnie bilang mau pergi pada kami setelah ia menerima telepon. Menurutmu apakah Bom unnie sudah memiliki namja chingu?” Minzy bertanya penasaran.
    Tidak salah lagi! Pasti Bom unnie sudah memiliki namja chingu. Akhir-akhir ini ia sangat sering menerima telepon dari seseorang.
    “Mollayeo.. tapi jika benar, aku turut bahagia.” Aku langsung masuk menuju kamar.
****
    Sudah seminggu sejak aku tidak menjenguk Ji Young di rumah sakit lagi. Minggu ini merupakan minggu yang paling sibuk bagi kami. Kami harus berlatih tanpa mengenal lelah dan waktu. Tinggal 4 bulan tersisa bagi kami. Ya, 4 bulan lagi menuju tahun baru. Tuan Yang menjadwalkan debut kami pada awal tahun. Ini artinya waktu kami untuk latihan semakin di perketat.
    “Fighting Chaelin-ssi! “ Young Bae oppa mengagetkanku yang sedang berbaring sendirian di lantai ruang latihan. Ia ikut berbaring disampingku sehingga membuat jantungku berdegup kencang. Aku masih menyukainya. Dan akan terus menyukainya.
    “Ini untukmu, agar kau tidak lelah lagi.” Ia menyodorkan sebatang cokelat padaku. Kebetulan juga itu adalah cokelat kesukaanku!
    “Waaahh kamsahamnida oppa!” aku tersenyum lebar padanya.
    “Kau sangat berkeringat.” Young Bae oppa menatapku dan ia mengusap keningku! Ia merapikan rambutku yang berantakan karena keringat.
    “Sudah lebih baik sekarang.” Ia tersenyum menatapku. Jujur aku tidak tahu ekspresi wajahku sekarang seperti apa. Yang aku tahu aku sedang menatapnya, dengan wajah kaget dan pipi yang merona.
    “Kau tidak ingin menjenguk Ji Young hari ini? kami semua akan menjenguknya hari ini.”
    ……
    “Chaelin-ssi? Apa kau tidak apa-apa?”
    “Ahh! Ehh.. ahh ye, ye, oppa. Gwaenchana.” Aku tersadar dari lamunanku.
    “Jadi bagaimana? Kau mau ikut?”
    “Hah? Hmm.. iaa oppa, aku ikut.”
****
    “Kwon Ji Young! Wassup boy?!” Daesung oppa memberikan high five pada Ji Young.
    “Aku baik-baik saja. Bagaimana dengan kalian? Kemarin aku melihat perform kalian di TV. Waaahh kalian tampak luar biasa tanpa aku.”
    “Jadi kau ingin kami melakukan pertunjukkan tanpamu terus? Yaa! Jangan melarikan diri dari tanggung jawabmu sebagai leader. Kau pikir aku bisa menjadi leader yang hebat sepertimu?” Seung Hyun oppa tertawa.
    “Jadi cepatlah sembuh, dan bergabung kembali dengan kami. Penggemarmu sangat merindukanmu.” Daesung oppa menambahkan sambil tersenyum.
    Mereka benar-benar terlihat kompak. Aku juga ingin membangun tim yang hebat seperti mereka bersama dengan memberku yang lainnya.
     Kriiiiiing~ Kriiiiiing~
    Handphone Ji Young berbunyi di tengah-tengah percakapan mereka.
     “Yeoboseyo? …..”
     Ji Young terus berbicara dengan seseorang di telepon. Aku memperhatikan ada yang berbeda dengan handphonenya. Setelah aku perhatikan, aku baru menyadari bahwa ia menambahkan aksesoris gantungan di handphonenya. Gantungan itu berbentuk sebuah huruf hangul yang berarti LUCKY. Aku seperti pernah melihat gantungan handphone seperti itu. Tapi dimana ya? Hmm sudah, lupakan.
    “Waaahh ternyata kau juga suka memasang aksesoris seperti itu di handphonemu yah.” Aku menggoda Ji Young setelah ia selesai menerima telepon.
    “Hah? Ohh ini? seseorang yang memberikannya padaku.” Kata Ji Young. Seseorang?? Mungkinkah…? Aaahh aku terlalu banyak menerka-nerka.
****
    “Aku pulang!!!” aku berteriak ketika aku sampai di dorm. Aku membawa beberapa makanan dalam perjalananku pulang ke dorm, ada samgyeopsal, tteokbokki, hotteok, dan tidak ketinggalan ada soju!
     “ Uaaaah unnie sudah pulang!! Apa yang kau bawa unnie?!” Minzy malah melihat ke bungkusan yang aku pegang.
    “Yaa yaa yaa! Pikiranmu tidak pernah lepas dari makanan.”
    “Hehehe.. aku lapar unnie. Kami belum sempat membeli makanan diluar.” Minzy langsung mengambil bungkusan yang aku bawa dan menyiapkannya untuk makan malam kami.
    “Minzy-ya~, kemana Sandara dan Bom unnie?”
    “Mereka sedang di kamar unnie. “
     Aku segera pergi ke kamar.
     “Unnieeeee!!” aku berteriak pada Sandara dan Bom unnie. Inilah caraku menggoda mereka.
    “Chaelin-aa~ berhenti berteriak. Telinga unnie sakit!” hahahah aku hanya tertawa melihat ekspresi kaget mereka.
    “Ayo keluar, aku membeli beberapa makanan saat pulang tadi.”
     Aku mengajak mereka keluar untuk menikmati makan malam bersama. Aku menuju lemari untuk mengganti bajuku dulu, tapi mataku langsung tertuju pada handphone milik Bom unnie yang berada di atas meja. Aku melihat sebuah gantungan yang persis sama dengan milik Ji Young! Bahkan tulisannya pun mirip!
     “Unnie, dimana kau membeli gantungan handphonemu? Terlihat bagus.” Aku mencoba untuk memastikan sekali lagi, apakah yang ada di dalam pikiranku adalah sebuah kesalahan atau tidak.
    “Oh ini, sudah lama unnie membelinya. Sejak seminggu yang lalu. Wae? Apa kau tidak melihatnya selama ini? “
    Seminggu yang lalu? Bom unnie yang membelinya? Dan tadi Ji Young berkata bahwa seseorang memberikannya gantungan itu. Apa ini hanya kebetulan saja atau..?? aah! Sudahlah. Aku tidak ingin memikirkannya.
****
     Tak terasa hari sudah sore lagi. Sejak pagi kami merekam lagu pertama kami. Lagu ini yang akan menjadi single debut kami. Aku sudah lelah sekali.
    “Ayo kita pulang.” Sandara unnie memulai pembicaraan.
    “Aku ingin pulang, tapi aku harus menjenguk Ji Young oppa. Aku sudah berjanji padanya kemarin untuk melatihnya berjalan.” Ya, aku sudah berjanji, dan aku harus menepatinya.
    “Waahh kau semakin akrab saja dengan Ji Young. Hehehe” Sandara unnie menggodaku.
    “Aahh unnie! Aku hanya ingin membantunya saja kok, tidak lebih. Lagian aku tidak menyukainya.”
    “Lalu kau menyukai siapa kalau begitu?” Sandara unnie bertanya lagi.
    “Sudah lupakan saja unnie. Aku pergi dulu. Anyeong!!” aku segera pergi sebelum Sandara unnie semakin memberikan banyak pertanyaan lagi.
     Aku pergi ke Rumah Sakit dengan membawa keranjang buah lagi dan juga seikat bunga. Aku melihat bunga di ruangan Ji Young sudah layu, jadi aku akan menggantinya. Beberapa menit perjalanan ke Rumah Sakit, akhirnya aku sampai juga.
    “Anyeong!! “ aku menyapa Ji Young yang sedang menulis sesuatu.
    “Ohh.. anyeong. Apa yang kau bawa?”
    “ Ini, dan ini.” aku mengangkat  keranjang buah dan bunga yang ku bawa.
    “Apa yang sedang kau tulis?” aku bertanya sambil mengganti ulang bunga yang layu dengan bunga yang ku bawa.
    “Oh.. ini.. hanya lirik lagu. Aku bosan berada disini tanpa melakukan sesuatu, jadi aku hanya menulis daritadi.”
    “Coba kulihat?” aku mendekati Ji Young untuk melihat lirik yang ia tulis, tapi ia buru-buru menutupnya.
    “Masih belum selesai. Aku belum mau menunjukkannya.”
    “Tapi kan aku hanya ingin lihat.” Aku mendekatinya lagi, tapi ia tetap tidak mau memperlihatkannya padaku.
    “Ya sudah kalau tidak mau menunjukkannya. Ayo kita ke taman. Aku akan menepati janjiku padamu.”
    Aku membawanya ke taman dengan kursi roda. Sesampainya di taman, aku menopang Ji Young dan membuat ia menggerakkan kakinya perlahan-lahan. Kata dokter, penyembuhannya bisa lebih cepat jika selalu diberikan latihan-latihan kecil seperti ini. Terkadang aku melihat wajahnya yang meringis menahan sakit di kakinya. Aku merasa kasihan, tapi jika tidak seperti ini, dia tidak akan bisa sembuh lebih cepat.
    “Kau mau kita berhenti dulu?” aku bertanya pada Ji Young dengan sedikit cemas.
    “Tidak. Lanjutkan. Aku ingin cepat keluar dari rumah sakit.” Ia menatapku, meringis dengan sedikit tersenyum. Baru kali ini aku melihat wajahnya begitu dekat. Dia terlihat manis juga jika tersenyum. Ahhh! Hentikan pikiran ini!
    “Baiklah! Gajaaaa!!! Kita kalahkan sakitmu ini!” aku menatapnya dengan tersenyum.
     Aku terus melatihnya berjalan. Sedikit demi sedikit aku melepaskan peganganku dan membirkan dia berjalan sendiri. Meskipun masih tersendat-sendat, tapi aku melihat semangat dimatanya.
     “Apa kau kesakitan?” aku bertanya pada Ji Young saat kita duduk di tengah-tengah taman.
    Ji Young hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
    “Bejanjilah bahwa kau akan terus menemaniku berlatih hingga aku sembuh.” Ji Young menatapku sambil tersenyum. Aku melihat wajahnya lebih lama. Di hadapanku kini terlihat sosok Ji Young yang berbeda. Bukan Ji Young yang dingin, cuek dan menyebalkan. Apa aku sudah gila? Tapi… dia sangat manis.
    “ Ya, aku berjanji.” Begitu kataku padanya.
****
    Sebulan berlalu. Banyak kegiatan yang sudah dijadwalkan untuk debut kami, tapi aku masih menyempatkan waktuku untuk melatih Ji Young. Ya, aku hanya orang yang tidak suka mengingkari janjiku.
     “Bersiaplah, hari ini aku akan memperkenalkan kalian pada publik.” kata Tuan Yang mengakhiri pertemuan kami dengannya.
    Apa?! Hari ini kami semua akan muncul di depan publik untuk pertama kalinya?! Waaah aku sangat bersemangat!
     Press Confrence yang di jadwalkan bagi kami dimulai pukul 11 siang ini. kami mempersiapkan penampilan kami sebaik mungkin.
    Kriiiing~ Kriiiiing~
    Seperti biasa, handphone Bom unnie berbunyi saat Make Up Artist sedang mendandani kami.
    “Yeoboseyo? Ne? hehehe.. gomawo.. hmmm.. aku juga.. merindukanmu.  ne.. anyeong.” Hmm..mungkinkah yang menelpon Bom unnie itu.. Ji Young? Ahh sudahlah!
     Kami semua selesai bersiap. Dengan gugup, kami memasuki van yang akan mengantar kami ke lokasi Press Confrence.
     “Jangan nerveous. Meskipun ini Press Confrence pertama kita, tapi lakukan lah yang terbaik.” Kata Bom unnie yang sudah resmi menjadi leader kami. Dia memang leader yang penuh perhatian.
     Mobil van kami melaju dengan cepat, sehingga tak terasa kami sudah sampai di lokasi Press Confrence. Sudah banyak wartawan yang menunggu kedatangan kami. Ada juga CEO kami, Tuan Yang.
    Sejam berlalu, banyak pertanyaan dari wartawan yang sudah di tanyakan pada kami.
    “Nona Chaelin-ssi, siapa saja orang-orang yang selama ini selalu memberikan dukungan padamu?” Aku sedikit kaget saat ada seorang wartawan yang mengajukan pertanyaannya padaku.
    “Hmm… orang-orang yang selama ini selalu mendukungku tentu saja keluarga dan sahabatku, juga member-memberku yang luar biasa. Namun selain dari pada mereka, ada juga orang-orang yang mendukungku secara tidak langsung. Dari mereka, aku belajar untuk terus mempertahankan ambisiku dalam bemusik, dari mereka, aku belajar untuk menghargai persahabatan dan kebersamaan yang aku miliki dengan member-memberku, dari mereka… aku belajar untuk tidak mudah menyerah akan sesuatu yang menjadi impianku. Dan dari mereka juga… aku belajar untuk tetap tersenyum dalam segala hal yang aku lalui.” Aku mengakhiri ucapanku dengan sebuah senyuman. Semua memberku juga ikut tersenyum bahagia. Kami melakukannya dengan baik hari ini.
****
    Aku berlari ke ruangan Ji Young. Aku pikir aku terlambat hari ini. Hari ini adalah hari besar bagi Ji Young. Ia akan melakukan pemeriksaan di kakinya untuk mengetahui apakah perawatan dan latihan yang selama ini ia lakukan berhasil atau tidak.
    “Ji Young-aa~” aku tersenyum saat mendapati dia bersama seorang suster yang akan membawanya ke ruangan dokter. Nafasku masih terengah-engah.
    “Kau sedikit terlambat hari ini Chaelin-ssi..”
    “Mianhae.. tadi aku..”
    “Ya, aku tahu. Aku melihatmu di TV tadi.” Ji Young tersenyum padaku.
    Kami bersama-sama menuju ruang dokter. Aku juga ikut merasa gugup. Bagaimana hasilnya? Apakah usaha kita selama ini akan berhasil? Apa Ji Young sudah bisa pulang kerumah? Apa ia sudah bisa beraktivitas lagi? Banyak pertanyaan yang terlintas di kepalaku.
    Kami tiba di ruangan dokter. Dokter menyambut kami dengan senyumnya yang ramah.
    “Baik, mari kita mulai yah.” Dokter itu lalu melakukan X-Ray pada kaki Ji Young. Kami menunggu beberapa menit hingga hasilnya keluar. Dokter melihat dengan sedikit mengerutkan dahinya. Ia menatap hasil X-Ray itu dengan cukup seksama. Aku harap bukan kabar buruk yang kami dapatkan.
    “Tuan Ji Young.. hmm… saya sangat heran dan terkejut pada perubahan pada tulang kaki anda. Biasanya para pasien seperti anda, pengobatan yang paling cepat adalah 3 atau 4 bulan, tapi anda melakukannya hanya dalam waktu 1 bulan lebih saja! Luar biasa!” dokter itu tersenyum pada kami.
     Ji Young menatapku dan kami berdua saling tersenyum bahagia mendengar hasilnya.
    “Besok anda sudah bisa pulang. Tapi ingat, meskipun sudah sembuh, tapi tulang anda masih rentan pada aktvitas berat, jadi jangan dulu melakukan aktivitas berat seperti berolahraga ataupun yang lainnya. Anda tetap harus beristirahat dulu dari aktivitas seperti itu.”
    “Baik dok, saya akan memperhatikan aktivitas saya. Kamsahamnida.” Wajah Ji Young terlihat begitu bahagia.
     Kami kembali keruangan Ji Young. Sejenak kami saling terdiam tidak percaya dengan apa yang kami dengar tadi.
     “Gomawo, jinjja jinjja gomawo Chaelin-ssi~ aku benar-benar bahagia hari ini.” aku membeku. Aku tidak dapat menggerakan badanku apalagi untuk berbicara ketika Ji Young secara tiba-tiba memeluk tubuhku.
    “Jika bukan karena kamu, aku pasti masih melewatkan hari-hariku di rumah sakit.” Ji Young melepaskan pelukannya dan menatapku dengan senyuman.
    “Aku…” Ji Young tidak melanjutkan perkataannya. Ia semakin mendekatkan wajahnya padaku. Bibirnya semakin mendekati bibirku! Ya Tuhan, apa yang akan dia lakukan?! Aku memejamkan mataku dengan erat.

Leave Your Comment + Like Please ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar