PART 10.
Diperjalananku
pulang ke dorm setelah bertemu dengan Young Bae oppa, aku masih memikirkan apa
yang kami bicarakan tadi. Ya, tentang Ji Young. Apa memang ada yah penyakit
trauma semacam itu? Aku bukan pakar dalam hal itu, sehingga aku juga bingung.
Tapi jika Ji Young sampai mengalami trauma seperti itu, mungkin dulu dia sudah
terlalu menyayangi kekasihnya itu. Bahkan mungkin masih hingga sekarang,
sehingga ia tidak pernah berkencan lagi dengan seseorang. Kenapa aku jadi
merasa kasihan padanya? Aku seperti ingin membantunya untuk menghilangkan
traumanya itu. Tapi…. Aahh ! mengapa aku merubah pikiranku secepat ini? aku
rasa aku baru saja berjanji untuk tidak bertemu dengannya lagi. Tapi…
“Kau
melanggar janjimu Chae.” Lamunanku buyar dengan perkataan itu. Ternyata aku
sudah melamun sejauh ini sehingga tanpa sadar aku sudah berada di depan pintu
dorm kami, dan di sambut Bom unnie dengan perkataannya yang membuyarkan
lamunanku.
“Hah?
Aaah… mmm.. mianhae unnie, tadi aku masih menyelesaikan urusanku. Sangat
penting unnie, sehingga aku tidak bisa meninggalkannya.” Aku mencari alasan
sebisa mungkin yang ada di dalam pikiranku.
“Ku
perhatikan akhir-akhir ini kau memiliki urusan sendiri Chae. Ada yang bisa kami
bantu? Mungkin jika kau mau menceritakannya pada kami.” Bom unnie menujukkan kekhawatirannya
padaku. Aku pikir ia malah akan memarahiku, ternyata tidak sama sekali.
“Aahh..
tidak apa-apa unnie. Urusan ini masih bisa aku tangani sendiri kok. Lagian aku
tidak ingin merepotkan kalian.” Aku berusaha meyakinkan Bom unnie.
Kriiing Kriiiing~
Handphone
Bom unnie berbunyi. Bom unnie dengan sigap mengambilnya dan menerima panggilan
dari seseorang yang aku yakin adalah orang sama yang selalu menelponnya
akhir-akhir ini. Bom unnie menjauh dariku agar aku tidak mendengar pembicaraan
mereka. waaahhh apa benar Bom unnie sudah memiliki namja chingu? Aku turut
bahagia jika itu adalah benar.
****
Malam ini
aku bersiap untuk melakukan lagi latihanku. Hari ini aku lumayan memiliki
semangat untuk latihan, sehingga aku bergegas menuju gedung *G.
Sesampainya disana, aku masih mendengar suara gaduh di studio.
Sepertinya sunbaeku sedang mempersiapkan album terbaru mereka lagi. Aku
bergegas ke ruang latihan.
Seperti
rutinitas biasaku, aku melakukan pemanasan dan setelah itu memutar sebuah music
kesukaanku, dan berlatih sekuat yang aku bisa.
Sejam
sudah berlalu, keringat semakin membanjiri tubuhku. Aku lelah.. sangat lelah.
Aku melihat sebuah piano di ujung ruangan. Karena aku sudah lelah dengan
latihanku, aku pikir akan menyenangkan jika aku memainkan tuts-tuts piano itu
dan menciptakan sebuah nada yang indah, lagian aku sudah lama tidak bermain
piano.
Aku duduk.
Jariku menyentuh tuts-tuts piano dan mulai memainkan sebuah lagu. Kali ini aku
mencoba memainkan lagu Wedding Dress milik Young Bae oppa. Aku berharap ia
mendengarkan dan menghampiriku seperti waktu itu. Kyaaa!! Apa yang sudah aku
pikirkan?!
Saat aku
sedang memainkan piano dengan penghayatan yang baik, tiba-tiba sesosok pria
masuk ke ruang latihan dan berjalan ke arah pemutar music. Yaahh.. itu Ji Young
lagi. Aku bahkan sempat berpikir, apakah di gedung ini hanya ada dia saja sehingga
setiap hari aku pasti akan bertemu dengannya? Ia memainkan musiknya dan mulai
berlatih. Jinjja! Apakah ia benar-benar tidak mengetahui bahwa ada orang lain
disini yang sedang memainkan piano? Apakah ia tidak mendengar suara dari piano
ini yang cukup keras?!
Aku hanya
memperhatikan saja tiap gerakannya. Aku sudah malas berdebat dengannya. Sudah
lumayan lama aku memperhatikan setiap gerakannya yang menurutku lumayan keren
juga.
GUBRAK!!!
Seketika
aku kaget mendengar hantaman keras yang menghujam ke lantai. Dan kini yang
kulihat adalah Ji Young yang mengerang kesakitan di lantai. Ia cedera lagi
seperti waktu itu. Tapi sepertinya kali ini cukup parah. Aku melihat ia terus
meringis dan tidak dapat berpindah dari tempatnya. Dengan sigap aku langsung
menghampirinya.
Lututnya
membiru! Ia terus memegang kakinya. Aku juga semakin khawatir.
“Oppa!
Gwaenchana??! Sini aku bantu.” Aku mencoba membantunya bangun dari lantai, tapi
ia kembali menepis tanganku.
“Aku tidak
apa-apa.”
Aku
sungguh tidak mempedulikannya. Aku terus berusaha membantunya bangkit. Kini
yang kulihat adalah darah! Mengalir melalui kakinya yang ternyata mengalami
sedikit robekan! Waahh ia menghantam lantai dengan cukup keras.
“Andwae oppa! Aku harus membantumu.” Aku
melupakan sejenak pertengkaranku dengannya. Kali ini aku semakin panik, apalagi
setelah melihat darah! Aku langsung terpikir untuk membawanya ke Rumah Sakit.
“Biar ku
panggilkan Young Bae oppa dan yang lainnya agar membawamu ke Rumah Sakit oppa.
Chamkkanmanyo.” Aku bergegas mencari Young Bae oppa dan yang lainnya.
“Sudah
kubilang aku tidak apa-apa!!! Apa kau tidak mengerti juga?!! “ Aku tersentak
dengan teriakan Ji Young padaku. Waahh! Geu namja jinjja!
“YAAA BABO-YA~!!!! Jika kau tidak di bawa
ke Rumah Sakit, maka kau akan semakin parah!! Kau diamlah saja disitu dan
tunggu aku akan segera kembali!” kali ini aku melihat dia yang sedikit kaget
dengan teriakanku padanya. Baru kali ini aku melihat dia terdiam dan tidak
membantah perkataanku. Aku tidak peduli lagi, menurutku ini bukan waktu yang
pas untuk berdebat dengannya. Aku segera bergegas mencari Young Bae oppa.
Leave Your Comment + Like Please ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar