Jumat, 21 November 2014

FF : " SENDING MY LOVE FROM HERE " Part. 14





PART 14.
    “Permisi..” Aku membuka mataku dengan cepat saat seorang suster masuk ke ruangan kami.
    “Ini obat terakhir anda malam ini tuan. Selamat beristirahat.” Suster tersebut segera keluar dari ruangan. Aku dan Ji Young mengalami situasi yang canggung sekarang. Kami tidak berbicara dalam waktu yang cukup lama.
    “Aku pulang.” Kataku sambil bergegas keluar dari ruangan sebelum suasana menjadi lebih canggung.
****
     Hari ini Ji Young keluar dari Rumah Sakit. Aku sengaja tidak ke Rumah Sakit. Ya, aku masih tidak percaya apa yang kami lakukan kemarin. Aku malu jika bertemu dengannya.
    “Ne, maaf aku tidak bisa menemanimu.tapi kita akan bertemu besok kan? Hmm.. anyeong.” Bom unnie mengakhiri pembicaraannya di telepon.
    “Unnie, ceritakan tentang namja chingumu padaku.”
    “Hah?? Ahh.. dia belum menjadi namja chinguku Chae. Tapi aku berharap seperti itu.” Baru kali ini aku melihat Bom unnie seperti ini.
    “Hmm.. Unnie, aku ingin bertanya..”
    “Tanya apa Chae?” Bom unnie menatapku.
    “Unnie.. apakah laki-laki yang menelponmu itu adalah Ji..”
    “Unnie!!!! Ayoo cepat! Kita bisa terlambat untuk latihan!” Sial! Minzy berteriak dan memotong pembicaraanku dengan Bom unnie.
    “Kita lanjutkan nanti saja yah Chae. Ayo kita kesana.” Bom unnie menarik tanganku.
****
    Malam ini aku keluar sendiri membeli jajanan malam disekitar tempat tinggal kami. Aku benar-benar lapar.
     Piiiit! Piiiiiiiit!!
    Aku mendengar suara klakson mobil yang terus berbunyi di belakangku.
    “Chaelin-ssi! Ayo masuk.” Aku melihat Young Bae oppa yang berada di dalam mobil.
    “Aah. Ye oppa.”
    Mobil Young Bae oppa lalu melaju dengan cepat dan berhenti di sebuah restaurant yang terbilang mewah.
    “Ayo masuk Chaelin-ssi.” Young Bae oppa mempersilahkanku masuk terlebih dahulu.
    “Bagaimana? Kau suka tempatnya kan?”
    “Yah.. sangat nyaman.” Tempat ini memang sangat nyaman. Tadinya aku hanya niat mencari jajanan malam, tapi ternyata di ajak Young Bae oppa kesini.
    “Chaelin-ssi, ini untukmu.” Young Bae oppa mengeluarkan seikat bunga mawar merah dan memberikannya padaku. Pipiku seketika menjadi merona. Aku tidak percaya bahwa pria idamanku ini sangat romantis!
    “Gomawo oppa. Wahh indah sekali bunganya.” Aku dapat mencium aroma mawar yang khas.
    “Aku senang kau menyukainya. Hmm.. Chaelin-ssi??” Young Bae oppa memanggilku. Apa yang akan dia katakan lagi?
    “Ye oppa?”
    “Aku menyukaimu.”
    ……
    “Awalnya aku pikir, aku tidak akan menyukaimu, tapi… aku salah. Semakin hari aku semakin menyukaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?”
     …….
    “Chaelin-ssi? Jawablah aku.”
    Aku masih tidak percaya pada apa yang aku dengar barusan. Young Bae oppa menyukaiku?! Jinjja?! Jeongmal?! Aku tidak bermimpi?!
    “Aku… aku..” aku ingin sekali berkata bahwa aku juga menyukainya! Tapi kemudian aku berpikir. Jika aku menerimanya sekarang, maka kita akan berkencan, para fans Young Bae oppa pasti akan mengetahui kabar ini dan akan membuat berita yang aneh-aneh tentang kami. Apalagi, aku sudah dikenal pers sebagai member dari girlband baru yang akan segera debut. Aku tidak ingin membuat skandal apapun di saat ini.
    “Oppa.. aku juga menyukaimu. Tapi…”
    “Tapi apa Chaelin-ssi?” Young Bae oppa menatapku dengan tatapan itu lagi! Tatapan yang membuat aku tidak bisa mengelak pada kenyataan bahwa aku menyukainya.
    “Tapi aku tidak ingin menyusahkan dirimu, karirmu dan juga sebaliknya pada diriku. Bisakah kau memberiku sedikit waktu lagi? Aku akan menjawabnya jika aku sudah siap.” Kulihat wajah Young Bae oppa sedikit kecewa dengan pernyataanku.
    “Hmmm.. baiklah Chaelin-ssi. Aku akan menunggu jawabanmu. Setidaknya aku sudah tahu bahwa kau juga menyukaiku.” Young Bae oppa tersenyum padaku. Kami menghabiskan makan malam kami dengan bahagia, meskipun aku belum membalas perasaan Young Bae oppa.
****
    WELCOME BACK KWON JI YOUNG!
    Itulah tulisan yang aku lihat di depan pintu masuk gedung. Bukan hanya ucapan dari agency kami, tapi juga dari para fans Ji Young  yang sengaja menempelkan bannernya di depan gedung. Aku tersenyum membaca tulisan di banner ini. Ternyata hari ini dia akan kembali bekerja lagi.
    “Hei!!!” aku mendengar seseorang berteriak saat aku masuk ke dalam gedung. Aku menoleh ke arah suara yang berteriak.
     “Ji Young!” Aku tersenyum dan berlari ke arahnya.
    “Bagaimana kabarmu? Mengapa kau tidak menjemputku kemarin di Rumah Sakit?” Ji Young bertanya padaku. Tapi ia sambil memelukku lagi!
    “Hah? Hmm aku sibuk. Heii.. lepaskan pelukanmu.” Aku mendorong tubuhnya agar melepaskan pelukannya dariku.
     “Ooh… hmm ya sudah. Aku ke studio dulu. Anyeong!”
    Aku melihat punggung Ji Young yang pergi menghilang dari pandanganku. Senang bisa melihat dia dapat berlari meskipun hanya larian kecil tanpa di bantu oleh seseorang lagi.
    Aku berjalan menyusuri setiap ruangan-ruangan dalam gedung. Ketika aku melewati studio, aku melihat Ji Young sudah beraktivitas lagi. Ia tampak sedang membuat sebuah musik untuk lagunya. Aku tersenyum sendiri melihat hal itu.
    “Chae, sedang apa kamu disini?” Sandara unnie mengagetkanku.
    “Unnie! Kau sungguh mengagetkanku.”
    “Hahaha! Lagian kamu sedang apa berdiri di depan studio? Ayo cepat, kita terlambat untuk latihan dance.” Sandara unnie menarik tanganku.
            Kami berjalan hingga sampai di ruang latihan dance.
    “Darimana saja kalian?” Bom unnie bertanya dengan sedikit cemas.
    “Maaf unnie. Kami baru dari melihat-lihat studio.” Sandara unnie melirikku sambil tersenyum. Sepertinya ia menyindirku. Dasar Sandara unnie!
    “Ya sudah, ayo kita berlatih.” Sejak minggu lalu, Bom unnie yang memimpin kami berlatih dance. Memang sudah seharusnya, karena Bom unnie adalah leader kami. Bom unnie akhir-akhir ini berlatih cukup ekstra untuk dirinya dan juga dalam melatih kami menciptakan gerakan tarian dari single debut kami.
    Sudah 2 jam kami berlatih koreografi dance yang Bom unnie ajarkan. Aku sudah tidak sanggup lagi.
    “Unnie, istirahat sebentar ya? Aku belum makan unnie. Jebaaalllll” kali ini aku yang merengek seperti Minzy saat ia sedang lapar.
    “Hmmm.. ya sudah. Kita istirahat sebentar. Tapi hanya 30 menit. Setelah itu kembali kesini.”
    “Unnie tidak ikut makan bersama kami?” Minzy bertanya.
    “Unnie masih harus berlatih sedikit lagi. Kalian duluan saja, nanti unnie menyusul.” Kali ini kami bertiga yang pergi makan tanpa Bom unnie.
    Kami langsung menuju kantin dan mengantri untuk memesan makanan.
    “Kasihan Bom unnie. Dia bekerja terlalu keras akhir-akhir ini.”  kata Sandara unnie.
    “Iya. Aku juga merasa kasihan pada Bom unnie. Ia bekerja terlalu keras untuk kita. Aku bangga memiliki leader sepertinya.” Aku menambahkan.
    Tidak lama, makanan yang kami pesan datang.
     Biip~ Biip~
    Handphoneku berbunyi tanda ada sms masuk saat aku sedang bersiap-siap menyantap makananku.
   Aku membuka sms yang ternyata dari Ji Young.
    Yaa~ datanglah ke ruang latihan sekarang. Kutunggu.
   Begitu isi sms dari Ji Young. Untuk apa dia menyuruku ke ruang latihan? Apa ada sesuatu yang penting? Atau dia cedera lagi?!
    Aku segera meninggalkan Sandara unnie dan Minzy di kantin. Aku bergegas ke ruang latihan.
    “Gwaenchana?”
    “ Ye, gwaenchana.”
    “Untunglah. Aku pikir kau kenapa-napa. Sini biar kubantu kau berdiri.”
    Aku mendengar percakapan seorang wanita dan pria di ruang latihan pada saat aku hendak masuk ke dalam. Aku menghentikan langkahku. Jangan-jangan!
    Yahh.. tebakanku benar. Aku melihat Ji Young sedang memapah Bom unnie yang sepertinya cedera di kakinya. Sepertinya tebakanku selama ini benar. Orang yang sering menelpon Bom unnie itu adalah Ji Young! Aku tidak tahu mengapa tapi… hatiku seperti merasa sedikit risih dengan pemandangan di depanku ini. Aku seperti … ah! Sudahlah.
    “Bom unnie! Ji Young, apa yang terjadi?” aku segera masuk dan bertanya pada Ji Young seakan aku tidak mengetahui apa-apa.
    “Chaelin-ssi. Untung kau datang. Ini, dia cedera saat sedang latihan tadi. Kau bantulah dia bawa ke mobilku. Kita ke Rumah Sakit.”
    Aku tidak mengerti, kenapa banyak orang yang mengalami cedera akhir-akhir ini.
    “Baiklah, sini ku bantu kau unnie.”
    “Tapi bagaimana dengan Sandara dan Minzy? Tolong beritahukan mereka agar jangan cemas dengan kondisiku. Lagian ini hanya cedera ringan.” Kata Bom unnie.
    “ Nanti aku yang beritahu mereka. Chaelin-ssi, kau bawalah unniemu ke mobilku.”
    Aku melihat kekhawatiran di mata Ji Young. Sepertinya ia benar-benar khawatir pada Bom unnie.
    Aku segera membawa unnie ke mobil Ji Young. Tidak lama setelah itu, Ji Young datang bersama dengan Sandara unnie dan juga Minzy. Kami semua bergegas pergi ke Rumah Sakit bersama-sama.
****
    “Kaki anda mengalami cedera ringan akibat latihan yang terlalu dipaksakan. Beristirahatlah dalam seminggu ini. Jangan lakukan latihan yang berat dulu, setelah itu datanglah kembali kesini untuk kita lihat perkembangannya lagi.” Dokter menjelaskan panjang lebar setelah memeriksa kondisi Bom unnie.
     “Chaelin , aku mungkin tidak bisa bersama kalian seminggu ini. aku mohon, gantikan posisiku sebagai leader. “ aku kaget mendengar perkataan Bom unnie.
    “Unnie apa kau serius? Aku tidak pantas menjadi leader unnie.”
    “Kau pantas Chae. Kau memiliki bakat dalam segala bidang, dan aku percaya hal itu. Bagaiman Sandara? Minzy? Apa kalian setuju jika Chaelin yang menggantikan posisiku sementara menjadi leader?” Sandara unnie dan Minzy mengangguk setuju. Aku melihat Ji Young yang juga mengangguk padaku.
    “Baik unnie. Aku akan menggantikanmu sementara waktu.”
    Dan begitulah akhirnya aku menjadi leader menggantikan Bom unnie yang absen dari latihan dance selama seminggu kedepan ini. Kali ini akulah yang harus bekerja ekstra menciptakan koreografi baru.
****
    5 hari berlalu sejak aku menggantikan posisi Bom unnie. Kini aku dapat merasakan sulitnya menjadi seorang leader. Saat kami sedang berlatih vocal, tiba-tiba Tuan Yang datang melihat latihan kami.
    “Kalian jauh lebih berkembang dari sebelumnya. Bom-ssi, bagaimana kakimu?” Tuan Yang melihat kaki Bom unnie yang masih di perban.
    “Sudah lebih baik dari kemarin.” Jawab Bom unnie.
    “Hmm.. kalian tidak bisa melanjutkan kegiatan dengan leader yang sedang cedera seperti ini. aku tidak ingin kesehatan Bom terganggu, dan kegiatan kalian juga terganggu. Aku sudah memutuskan untuk memberi gelar leader tetap pada Chaelin, karena aku dengar bahwa kau yang menjadi leader sementara saat Bom sedang cedera kan?” semua orang kini menatapku. Sekilas aku melihat mata Bom unnie yang berkaca-kaca, tapi ia masih sempat tersenyum padaku. Aku tidak tega padanya.
    “Y.. Ya.” Dengan berat hati aku menjawab  pertanyaan Tuan Yang.
    “Kalau begitu mulai sekarang kau yang akan menjadi leader tetap bagi kelompok kalian. Chukkae. “ Tuan Yang tersenyum dan meninggalkan kami. Aku masih belum percaya pada apa yang kudengar. Kami semua terdiam. Entah harus senang atau sedih, bahagia atau menangis, aku sungguh tidak tahu.

Leave Your Comment + Like Please ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar